Jakarta, Rifan Financindo - Bukan sekali saja pemerintahan Amerika Serikat (AS) ditutup, dan bukan pula jadi yang terakhir. Anggaran yang tidak disepakati jadi alasan pemerintahan Negeri Paman Sam tidak berjalan dengan semestinya Hanya dalam hitungan hari, pemerintahan AS kembali terancam ditutup. Sebab, saat ini Kongres AS belum menyepakati anggaran untuk masa pemerintahan 29 April hingga 30 September 2017.
Mengapa Kongres AS belum juga menyetujui anggaran tersebut? Alasannya cuma satu, Presiden Donald Trump tiba-tiba mengusulkan tambahan anggaran untuk militer dan proyek tembok di perbatasan AS-Meksiko senilai US$ 22 miliar atau sekitar Rp 290 triliun. Jika sampai Jumat 28 April 2017 tengah malam belum juga ada kesepakatan antara Kongres dan Pemerintah AS, maka pemerintahan Trump terpaksa ditutup sampai ada anggaran yang bisa dipakai. Jika ini sampai terjadi, apa imbasnya ke ekonomi AS? Seperti dikutip dari CNBC, Selasa (25/4/2017), jika dilihat secara historis, pasar saham AS yang akan terkena dampaknya. Tutupnya pemerintahan juga jarang memakan waktu lama. Sehingga dampaknya ke ekonomi AS secara jangka panjang hampir tidak ada. Biasanya ada sedikit pengaruh ke jangka pendek karena berhentinya kegiatan ekonomi para PNS dan pelayanan publik selama beberapa hari. Pasar saham Wall Street biasanya kan terkena tekanan jual jika terjadi penutupan pemerintahan. Hal itu sempat terjadi pada penutupan pemerintahan AS pada Oktober 2013 lalu. Saat itu Partai Republik menolak tambahan anggaran untuk Obamacare sehingga tidak ada persetujuan untuk anggaran negara di pengujung 2013, pemerintahan pun tutup selama 16 hari. Akankah pemerintahan Trump ditutup? Kita lihat Sabtu pagi akhir pekan ini. PT Rifan Financindo sumber: detik Baca juga:
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
October 2018
Categories |