Jakarta, RifanFinancindo - Berkendara saat puasa bisa mempengaruhi perilaku mengemudi. Hal itu sudah dibuktikan dalam sebuah studi yang dilakukan oleh University of Leuven, Belgia. Dikutip dari Gulfnews, penelitian itu menemukan bahwa kurangnya waktu tidur selama Ramadan sedikit meningkatkan rasa kantuk. Menurut laporan yang diterbitkan Emirates Driving Institute (EDI) pada 2013, kurang tidur dapat menyebabkan gangguan kinerja mengemudi, iritabilitas dan mengantuk pada siang hari.
Kurangnya konsentrasi atau karena mengantuk dapat menyebabkan reaksi pengendara yang lebih rendah. Hal itu bisa menyebabkan pengemudi lalai, mengubah kecepatan tanpa disadari dan menjadi tidak sabar dengan pengendara lain. Sementara itu, pengendara yang menderita diabetes harus lebih berhati-hati lagi selama puasa. Konsultan endokrinologi di Aster Jubilee Medical Complex, Dubai, Dr Prakash Pania, juga mengingatkan efek kadar gula darah rendah saat berpuasa yang mempengaruhi cara berkendara. Penderita hipoglikemia, ketika kadar gula darah turun menjadi 70 mg/dl atau lebih rendah, akan menimbulkan gejala termasuk rasa lapar, lemah, lelah, dan pusing. Pada tahap ini, mereka yang mengemudi dapat menjadi ancaman serius bagi diri mereka sendiri dan orang lain. Menurut diabetes.co.uk, jika pengendara seperti itu tetap beraktivitas mengendarai kendaraan bermotor, mereka akan menjadi lebih lelah. Lebih parah lagi, mereka lebih sulit membuat keputusan dan memfokuskan pengelihatannya. PT Rifan Financindo sumber: detik Baca juga:
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
October 2018
Categories |