Jakarta, Rifan Financindo Berjangka - Kemegahan Eropa tengah memang mengundang siapa saja untuk menjamah keindahannya. Hungaria adalah satu di antaranya. Terkurung di antara negara-negara eropa barat dan timur, Hungaria meninggalkan kesan yang begitu mendalam. Sebab Islam juga memberi rona di sini. Sempat bertahan menjadi kerajaan selama 946 tahun, Hungaria kembali jatuh ke tangan kekhalifahan Islam, Ottoman Turki. Setelah tampuk kekuasaan Ustmaniyah direbut oleh kekaisaran Austria, sisa-sisa kekuatan Islam perlahan sirna, berganti dengan Katolik Roma.
Sejumlah masjid dan bangunan gaya Turki dihancurkan, dan dibangun kembali dengan fungsi lain. Membuat suasana Islam benar-benar hilang di Budapest. Saat di Budapest, ibu kota Hungaria, tim Jazirah Islam bertemu dengan muslimah Hungaria, Marina Julianna Tarjan namanya. Wanita berusia 35 tahun ini punya kisah hidup istimewa sebagai muslimah. Ia bukanlah muslim sejak lahir. Ia memutuskan memeluk Islam pada usia 22 tahun. Selama empat belas tahun menjadi muslim, ia pun mencoba untuk berkecimpung di dunia fashion, sejak dua tahun terakhir ini. Dari pengalamannya sebagai minoritas di Budapest, Marina punya niat menyediakan baju muslim. "Baju muslim itu tidak tergantung dengan cuaca, tidak tergantung dengan keadaan, tidak tergantung siapa pemakainya, tetapi lebih kepada seorang perempuan bisa menutup auratnya, sesuai dengan norma kesopanan, juga tentang penutup kepala," ungkap Marina. Tidak hanya untuk dirinya sendiri, namun juga bagi semua muslimah yang ingin tampil elegan. Relasi Marina dengan para pelanggan tidak semata desainer dan pembeli saja. Namun juga berbagi informasi, bagaimana berpakaian yang baik sebagai seorang muslimah. Lihat juga: Bangkitnya Muslim Muda dan Masjid Istiqlal di Bosnia | PT Rifan Financindo "Saya merasa tidak terganggu sama sekali dengan adanya penutup kepala ini, dan saya bekerja di bidang fashion dan saya tetap memakai penutup kepala pada saat bekerja. Dan sampai dengan detik ini sebagai stylist, saya tidak pernah menemukan masalah apapun dengan hijab saya," tuturnya. Marina hanyalah segelintir potret muslim, di antara 6.000 muslim di Hungaria. Meski minoritas, mereka tetap dapat berkarya dan menunjukkan eksistensi sebagai muslim yang baik. Bahkan setelah Hungaria mulai menutup diri dari kedatangan pengungsi muslim Suriah. Kehadiran muslim di tengah kota Budapest, menjadi hal yang cukup sensitif bagi masyarakat. Namun itu tak menyurutkan semangat Marina untuk tetap bersosialisasi, apalagi Hungaria adalah tanah kelahiran Marina. Marina merupakan seseorang yang sangat aktif dalam bidang keislaman. Di waktu senggangnya ia menjadi kontributor sukarela untuk menerjemahkan buku-buku Islam dari bahasa Magyar ke bahasa Inggris, di sebuah website. Selain untuk membantu muslim lain mudah mempelajari Islam, juga menjadi ladang pencarian ilmu untuknya. Marina juga memiliki kegiatan menarik di masjid Budapest. Setiap Senin dan Rabu sore, ia mengadakan kegiatan cafe de lutan atau kopi sore. Sebuah ajang terbuka, tidak hanya bagi muslimah Hungaria, namun semua wanita yang tertarik atau memiliki pertanyaan terhadap Islam. Marina adalah sosok muslimah yang sangat inspiratif. Menjadi muslim bukan sekedar kewajiban baginya. Tapi ia benar-benar menerapkan nilai-nilai Islam dari hati, dalam kehidupan sehari-hari. Rifan Financindo
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
October 2018
Categories |