Jakarta, Rifan Financindo - Gelar juara dunia musim 2017 diraih Marc Marquez penuh dengan ketegangan dan perjuangan. Sampai-sampai pebalap Repsol Honda itu mengalami tanda-tanda kebotakan. Marquez sukses merengkuh gelar juara dunia MotoGP 2017, selepas finis di posisi tiga dalam balapan di sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Minggu (12/11/2017) malam WIB. Ini merupakan titel juara dunia keempatnya di jelas primer setelah 2013, 2014, dan 2016.
Perjalanan Marquez menuju tangga juara dunia musim ini bisa dibilang berat, khususnya di paruh pertama. Di sembilan balapan pertama yakni sampai di Jerman, Marquez baru dua kali menang dan sudah dua kali tak finis. Di titik itu persaingannya amat ketat. Meski Marquez memimpin klasemen, jumlah 129 poinnya cuma lima angka di depan Maverick Vinales (Movistar Yamaha), enam angka di depan Andrea Dovizioso (Ducati), dan 10 angka dari Valentino Rossi di tempat keempat. Bahkan saat paruh pertama berakhir, Vinales masih mengumpulkan jumlah kemenangan lebih banyak yakni tiga kali. Sampai di jeda kejuaraan pada bulan Juli itu, Marquez mengaku amat stres hingga mengalami kerontokan rambut. Namun dia merasa beruntung karena punya tim dan lingkungan yang amat positif untuk menghadapi situasi tersebut. "Ini sudah menjadi musim yang sangat berat, banyak naik-turun dan banyak momen sulit dan bagus. Tapi saya ingin bisa berada di sini (konferensi pers) dengan seluruh anggota tim, keluarga, dan orang-orang yang membantu saya karena mereka sangat membantu saya musim ini," ujar Marquez dikutip Crash. "Terutama paruh pertama musim yang sangat berat. Saya akan menceritakan satu hal, setelah Montmelo (Catalunya - seri ketujuh), saya sempat bersama dengan penata rambut saya dan dia bilang 'Ada apa, apa yang terjadi?' Saya tanya memangnya kenapa dan dia bilang 'Karena rambutmu rontok'." "Saya saat itu berpikir, saya baru 24 tahun, itu (kebotakan) mustahil dan ayah saya, kakek saya punya rambut (tidak botak). Tapi kemudian saya pergi ke dokter dan dia bilang saya perlu mengubah pendekatan terhadap balapan karena ketegangan di dalam tubuh saya itu terlalu besar." "Saya selalu tersenyum, selalu senang, tapi di dalam saya cuma manusia biasa dan ada ketegangan di sana. Ketika Anda punya tim sebagus ini di sekeliling Anda, itu sangat membantu dan Anda bisa ke dalam lintasan dan menjadi lebih baik lagi dan lebih baik lagi," tandas pebalap 24 tahun ini. Hal tersebut membuat Marquez mengubah pendekatannya, yang turut bisa dilihat dari hasil-hasil di paruh kedua. Dia bisa lebih menikmati balapan, terutama perasaan dan kenyamanan saat di atas motor. "Saya mengubah pendekatan saya, tapi terutama mengubah feeling dengan motor. Kami melakukan sebuah perubahan besar, kemudian saya mendapatkan perasaan yang tepat lagi dan mulai menikmatinya lagi," tandasnya. Marquez juara dunia dengan torehan nilai 298, unggul dari Dovizioso di posisi dua dengan 261 poin. Dovizioso sendiri gagal finis di Valencia karena terjatuh, hanya beberapa saat setelah Marquez nyaris crash. PT Rifan Financindo sumber: detik Baca juga:
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
October 2018
Categories |